Cara Merawat Tanaman Tomat Agar Berbuah Lebat

Cara Merawat Tanaman Tomat Agar Berbuah Lebat – Pada kesempatan ini Kebun.co.id akan membahas tentang Penyakit Bercak Daun. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan Cara Merawat Tanaman Tomat Agar Berbuah Lebat bagi pemula dengan secara singkat dan jelas. Untuk lebih jelasnya simak artikel tentang Cara Merawat Tanaman Tomat Agar Berbuah Lebat berikut ini.


Cara Merawat Tanaman Tomat Agar Berbuah Lebat


Tumbuhan tomat merupakan salah satu jenis tumbuhan hortikultura bernilai ekonomis tinggi, buat itu metode menanam tomat yang baik perlu dicermati.

Tata cara menanam tomat butuh dilaksanakan secara intensif supaya produksinya optimal.

Tumbuhan tomat termasuk komoditas multiguna, tidak hanya berperan bagaikan sayur-mayur serta buah, tomat pula dimanfaatkan bagaikan bahan dasar kosmetik dan obat-obatan.

Bersumber pada tipe pertumbuhannya, tumbuhan tomat dibedakan jadi 2, ialah determinate serta indeterminate.

Tipe determinate memiliki perawakan tumbuhan pendek, tandan bunga terletak di masing-masing ruas batang dan di ujung tumbuhan.

Meski tipe indeterminate, perawakan tumbuhan besar, tandan bunga terletak berseling di antara 2-3 ruas, ujung tumbuhan tomat berkembang pucuk muda. Tumbuhan tomat jenis indeterminate berbuah besar.


Pemeliharaan Agar Tumbuhan Tomat Berbuah Lebat

Penyulaman budidaya tomat dikerjakan sampai umur tumbuhan tomat 2 minggu.

Tumbuhan tomat yang telah sangat tua jika masih terus disulam menyebabkan perkembangan tidak seragam. Berakibat kepada pengaturan hama penyakit.

Perempelan serta Pengikatan Tumbuhan Pada Budidaya Tomat

Perempelan tunas samping tumbuhan tomat dilaksanakan sampai penataan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga serta seterusnya di atas cabang utama.

Jadi, diatas cabang utama, cabang dipelihara yakni cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dikerjakan pada segala tunas yang keluar di ketiak daun, baik di dasar cabang utama ataupun di dasar cabang-cabang produktif.

Perempelan tunas di dasar cabang utama bertujuan memacu perkembangan vegetatif tumbuhan supaya tumbuhan tomat berkembang perkasa.

Disamping itu pula melindungi kelembaban tumbuhan tomat disaat tumbuhan telah dewasa, sebaliknya perempelan tunas di dasar cabang-cabang produktif bertujuan melindungi kelembaban tumbuhan tomat serta memaksimalkan produksi.

Perempelan daun tumbuhan tomat dibawah cabang utama dijalankan dikala tajuk tumbuhan tomat telah menutupi seluruh daun bagian dasar.

Saat ini daun sudah tidak berperan secara maksimal, malah betul-betul disenangi hama penyakit tumbuhan. Perempelan daun pula dikerjakan untuk daun tua/terkena penyakit.

Sanitasi Lahan serta Pengairan Pada Budidaya Tomat

Sanitasi lahan pada budidaya tomat meliputi: pembatasan gulma/rumput, pembatasan air dikala masa hujan sehingga tidak mencuat genangan, pemangkasan daun dan pencabutan tumbuhan tomat terkena hama penyakit.

Pengairan dikasih secara terukur, dengan penggenangan ataupun pengeleban seminggu sekali jikalau tidak turun hujan. Penggenangan jangan sangat tinggi, batasan penggenangan hanya 1/3 dari besar bedengan.

Pemupukan Susulan Pada Budidaya Tomat

Pupuk pangkal diberikan dengan sistem pengocoran pada umur 15 hst, 25 hst serta 35 hst dengan dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, buat 1000 tumbuhan, masing-masing tumbuhan tomat diberikan 200ml.

Pupuk daun isi Nitrogen besar diberi pada umur 7 hst serta 24 hst, sebaliknya pupuk daun isi Phospat, kalium serta mikro besar diberi usia 20 hst, 30 hst serta 45 hst. Dosis/fokus penyemprotan sesuai pedoman pada kemasan.

Cara Merawat Tanaman Tomat Agar Berbuah Lebat


Pengendalian Hama Serta Penyakit Pada Tumbuhan Tomat

Hama Tumbuhan Tomat

Ulat Tanah

Ulat tanah tumbuhan tomat ialah Agrotis ipsilon. Hama alterasi ini melanda tumbuhan tomat di malam hari, sebaliknya siang harinya ngumpet di dalam tanah ataupun di balik mulsa PHP.

Ulat tanah melanda batang tumbuhan muda dengan tata cara memotongnya, sehingga acap kali dinamakan ulat pemotong.

Sistem pengontrolannya dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram pada lubang tanam.

Ulat Grayak

Ulat grayak tumbuhan tomat ialah Spodoptera litura. Ulat grayak melanda daun tumbuhan tomat bersama-sama dalam jumlah serius banyak, ulat ini lazimnya melanda di malam hari dengan tata cara memakan daun serta buah tomat.

Indikasi pada daun berbentuk bintik-bintik putih berlubang, walaupun buahnya diisyarati terdapatnya lubang tidak beraturan di masing-masing permukaan buah.

Pembatasan kimiawi mengenakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, ataupun dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai pedoman pada kemasan.

Ulat Buah

Ulat buah tumbuhan tomat ialah Heliotis armigera. Bagian badan hama ini diselimuti kutil. Ulat melanda tumbuhan tomat dengan metode mengebor buah sembari memakannya sehingga buah terkena lubang.

Pengontrolan kimiawi mempraktikkan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, ataupun dimehipo. Dosis/fokus sesuai pada kemasan.

Kutu Daun

Kutu daun tumbuhan tomat ialah Myzus persiceae. Kutu mengisap cairan tumbuhan tomat terutamanya daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut.

Serbuan parah menimbulkan daun hadapi klorosis (kuning), menggulung serta mengeriting, hasilnya tumbuhan tomat jadi kerdil.

Pengontrolan kimiawi memakai insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, ataupun lamdasihalotrin. Dosis sesuai pada kemasan.

Kutu Kebul

Kutu kebul tumbuhan tomat merupakan Bemisia tabaci. Hama bercorak putih, bersayap serta badannya diselimuti serbuk putih semacam parafin.

Kutu kebul melanda serta menghirup cairan sel daun tumbuhan tomat sehingga sel-sel serta jaringan daun rusak.

Pembatasan kimiawi mempraktikkan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, ataupun lamdasihalotrin. Dosis sesuai pada kemasan.

Lalat Buah

Lalat buah tumbuhan tomat yakni Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa melanda buah tomat dengan tata cara menyuntikkan telornya ke dalam buah tomat, setelah itu telor berganti jadi larva, telur-telor ini kesimpulannya mengikis buah tomat sehingga buah tomat jadi busuk.

Pengontrolan lalat buah bisa mempraktikkan perangkap lalat (sexpheromone), triknya: metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal.

Ataupun dapat pula mengaplikasikan buah-buahan yang wangi-wangiannya disukai lalat (misal nangka, timun) setelah itu dicampur insektisida berbahan aktif metomil.

Kecuali itu, bisa dilaksanakan penyemprotan mempraktikkan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, ataupun dimehipo. Dosis sesuai pedoman pada kemasan.

Nematoda

Nematoda tumbuhan tomat ialah Meloidogyne incognita. Serbuan nematoda diisyarati terdapatnya bintil-bintil pada pangkal.

Nematoda ialah cacing tanah berdimensi sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang komponen pangkal tumbuhan tomat.

Sisa gigitan cacing kesimpulannya menimbulkan serbuan sekunder, semacam layu kuman, layu fusarium, busuk phytopthora ataupun cendawan lain penyerang pangkal.

Pembatasan kimiawi memakai insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.


Penyakit Tumbuhan Tomat

Rebah Semai

Rebah semai tumbuhan tomat ialah Pythium debarianum. Rebah semai awam melanda tumbuhan tomat pada fase pembenihan serta tumbuhan muda setelah pindah tanam.

Pengaturan kimiawi memakai fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, ataupun dimetomorf. Dosis ½ dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri

Bakteri pemicu layu tumbuhan tomat yakni Pseudomonas sp. Penyakit ini kerap menggagalkan tumbuhan, tumbuhan tomat terkena hadapi kelayuan daun, dimulai dari daun-daun muda.

Upaya pengendalian antara lain dengan tingkatkan pH tanah, membinasakan tumbuhan tomat terkena, melaksanakan penggiliran tumbuhan dan penyemprotan kimiawi mempraktikkan bakterisida dari kalangan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, ataupun oksitetrasiklin.

Dosis/fokus sesuai pada kemasan. Bagaikan penangkalan, secara hayati berikan trichoderma pada disaat persiapan lahan, usia 20 hst serta 35 hst dikerjakan pengocoran memakai pestisida organik pada tanah, figur wonderfat dengan dosis pantas saran pada kemasan.

Layu Fusarium

Cendawan pemicu layu tumbuhan tomat yakni Fusarium oxysporum. Tumbuhan tomat terkena kelayuan diawali daun-daun tua, setelah itu menyebar ke daun-daun muda serta menguning.

Upaya pengendaliannya dengan tingkatkan pH tanah, membinasakan tumbuhan tomat terkena, melaksanakan penggiliran tumbuhan dan penyemprotan secara kimiawi memakai fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil ataupun propamokarb hidroklorida.

Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai penangkalan, secara hayati berikan trichoderma pada kala persiapan lahan, usia 20 hst serta 35 hst dicoba pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, model wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Busuk Phytopthora

Penyakit busuk tumbuhan tomat merupakan Phytopthora infestans. Penyakit ini bisa menggagalkan budidaya tomat sebab melanda seluruh bagian tumbuhan.

Batang terkena diisyarati bintik coklat kehitaman serta kebasah-basahan. Serbuan sungguh-sungguh menimbulkan tumbuhan tomat layu.

Daun tomat terkena semacam tersiram air panas. Buah terkena diisyarati bintik kebasah-basahan yang jadi coklat kehitaman serta lunak.

Pembatasan kimiawi mengenakan fungisida sistemik, model bahan aktif yang bisa diterapkan ialah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil ataupun dimetomorf serta fungisida kontak.

Figur bahan aktif yang dapat dipakai merupakan tembaga, mankozeb, propineb, ziram, ataupun tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bintik Kuman

Bintik kuman tumbuhan tomat ialah bakteri Xanthomonas vesicatoria, tumbuh pesat terutama pada masa hujan. Serbuan diisyarati terdapatnya bintik bercorak hitam mengkilap.

Pengaturan kimiawi mempraktikkan bakterisida dari kelompok antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, ataupun oksitetrasiklin, ataupun dari klasifikasi anorganik semacam tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.

Bintik Daun Septoria

Penyakit ini diakibatkan oleh serbuan cendawan Septoria lycopersici. Cendawan melanda seluruh fase perkembangan.

Indikasi serbuan berbentuk bintik-bintik bercorak coklat yang hasilnya berganti keabu- abuan pada permukaan daun bagian dasar, tepi daun bercorak gelap.

Pengontrolan kimiawi memakai fungisida sistemik, teladan bahan aktif yang bisa digunakan ialah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, ataupun tebukonazol, serta fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, ataupun mankozeb. Dosis/fokus pantas pada kemasan.

Lunak Bakteri

Penyakit ini diakibatkan oleh serbuan kuman Erwinia carotovora. Serbuan pada daun diisyarati terdapatnya bintik berair diiringi pergantian corak daun jadi kecoklatan, secara khusus daun fresh, serbuan pada batang menimbulkan tumbuhan tomat ambrol.

Pengontrolan kimiawi memakai bakterisida dari jenis antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, ataupun oksitetrasiklin, ataupun dari jenis anorganik semacam tembaga. Dosis/fokus pantas pada kemasan.

Virus

Virus ialah penyakit yang sangat banyak menggagalkan budidaya tomat. Virus tumbuhan tomat antara lain ToMV, PVX, TMV serta CMV.

Virus ialah penyakit yang serius berpotensi menimbulkan kegagalan terutamanya pada masa kemarau.

Indikasi serbuan biasanya diisyarati perkembangan tumbuhan tomat mengerdil, daun mengeriting serta ada bintik kuning kebasah-basahan.

Penyakit virus hingga kala ini belum ditemui penangkalnya. Penyakit virus ditularkan dari satu tumbuhan ke tumbuhan lain melalui vektor ataupun penular.

Sebagian hama yang betul-betul berpotensi jadi penular virus antara lain thrips, kutu daun, kutu kebul, serta tungau.

Manusia dapat pula berfungsi bagaikan penular virus, bagus via alat-alat pertanian ataupun tangan secara khusus disaat perempelan.

Sebagian upaya penindakan virus antara lain: mensterilkan gulma (gulma berpotensi jadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, membinasakan tumbuhan tomat terkena virus.

Kebersihan perlengkapan serta memberikan uraian kepada kekuatan kerja biar tidak ceroboh dikala melakukan penindakan terhadap tumbuhan tomat.


Taktik Pengendalian Hama serta Penyakit Pada Budidaya Tomat

Pengontrolan hama ulat tanah serta nematoda dikerjakan secara beriringan cukup satu kali pemberian insektisida, ialah 1 gram per lubang tanam.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah serta penyakit memakai pestisida mesti dilaksanakan berseling ataupun penggantian bahan aktif yang tertera di atas tiap melaksanakan penyemprotan (jangan mengaplikasikan bahan aktif yang sama secara berturut- turut).

Panen

Tomat tipe determinite dapat dipanen pada umur 65 hst serta alterasi indeterminate umur 75 hst. Buah 25% masak siap buat dipanen.

Demikian penjelasan kami tentang Merawat Tanaman Tomat Agar Berbuah Lebat dari kebun.co.id, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.