Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal

Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal – Pada kesempatan ini Kebun.co.id akan membahas tentang Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal.

Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal bagi pemula dengan secara singkat dan jelas.

Untuk lebih jelasnya simak artikel tentang Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal berikut ini.


Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal


Induk ikan lele yang sudah memijah hendak menghasilkan telurnya pada keesokan harinya.

Stadia telur ialah keluaran dari kegiatan pemijahan ikan, dimana pada saat menetas berganti jadi stadia larva.

Telur ikan lele bersifat menempel (adesif) kokoh pada substrat, sebab telur ikan lele tersebut mempunyai susunan pelekat pada bilik cangkangnya.

Serta hendak jadi aktif kala terjadi kontak dengan air, sehingga bisa jadi rusak/koyak kala dicoba buat dicabut.

Kekuatan pelekatan tersebut hendak jadi menurun sejalan dengan pertumbuhan telur (embriogenesis) sampai menetas.

Oleh sebab itu, buat kurangi aspek kehancuran/kegagalan telur dalam proses penetasan, induk ikan lele yang sudah memijah dinaikan serta dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan induk kembali.

Telur-telur ikan lele yang sudah terbuahi diisyarati dengan corak telur kuning terang kecoklatan, sebaliknya telur-telur yang tidak terbuahi bercorak putih pucat ataupun putih susu.

Lama waktu pertumbuhan sampai telur menetas jadi larva bergantung pada tipe ikan serta temperatur.

Pada ikan lele, memerlukan waktu 18-24 jam dari dikala pemijahan.


Penyesuaian Keadaan Suhu

Tidak hanya oksigen, aspek mutu air yang sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan penetasan telur merupakan temperatur.

Maka batasan tertentu, terus menjadi besar temperatur air media penetasan telur hingga waktu penetasan jadi terus menjadi pendek.

Akan namun, telur menghendaki temperatur tertentu (temperatur maksimal) yang memberikan efisiensi pemanfaatan kuning telur yang optimal.

Sehingga kala telur menetas diperoleh larva yang berukuran lebih besar dengan kelengkapan organ yang lebih baik serta dengan keadaan kuning telur yang masih besar.

Pada ikan lele, temperatur optimum yang baik buat penetasan telur merupakan hampir 29-31 Derajat Celcius.

Penyediaan Oksigen Terlarut

Sepanjang proses penetasannya, telur-telur tersebut memerlukan suplai oksigen yang cukup.

Oksigen tersebut masuk ke dalam telur secara difusi lewat susunan permukaan cangkang telur. Kebutuhan oksigen optimum buat aktivitas penetasan telur ikan lele merupakan 5 miligram/L.

Oksigen tersebut bisa diperoleh lewat sebagian metode, ialah (1) memberikan aerasi dengan dorongan aerator; (2) menghasilkan arus laminar dalam media penetasan telur;

(3) mendekatkan telur kepermukaan air, sebab isi oksigen sangat besar terletak dibagian sangat dekat dengan permukaan air.

Tidak hanya oksigen, buat keperluan pertumbuhan, dibutuhkan energi yang berasal dari kuning telur (yolk sac) serta setelah itu butir minyak (oil globule).

Oleh sebab itu, kuning telur terus menurun sejalan dengan pertumbuhan embrio. Tenaga yang ada dalam kuning telur berpindah ke organ badan embrio.

Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal


Penangkalan Serbuan Penyakit pada Telur

Telur-telur ikan lele hendak menetas dalam waktu 18-24 jam sehabis pemijahan terjadi.

Embrio terus tumbuh serta membengkak sehingga rongga telur jadi sesak olehnya serta apalagi tidak mampu lagi mewadahinya.

Maka dengan kekuatan pukulan dari dalam oleh pangkal sirip ekor, cangkang telur rusak serta embrio lepas dari kungkungan jadi larva.

Pada saat itu telur menetas jadi larva. Buat memperlancar proses penetasan, air sebagai media penetasan telur diusahakan terbebas dari mikroorganisme lewat sebagian upaya.

Ialah (1) mengendapkan air buat media penetasan telur selama 3-7 hari saat sebelum digunakan; (2) meningkatkan zat anti jamur semacam methylen blue, kedalam media penetasan;

(3) menyaring serta menyinari air yang hendak digunakan buat penetasan dengan memakai cahaya ultraviolet (UV); (4) memakai air yang bersumber dari mata air ataupun sumur.

Sehabis seluruh telur menetas, maka buat menjauhi terdapatnya penyakit akibat pembusukan telur yang tidak menetas.

Kakaban/substrat tempat pelekatan telur ikan lele dinaikan dari wadah penetasan serta buat membetulkan mutu air pemeliharaan larva, maka dicoba pergantian air sebanyak ¾ dari volume wadah.

Pergantian air dimaksudkan buat mengembalikan keadaan air jadi baik, sehingga layak dijadikan sebagai media pemeliharaan larva.

Pengelolaan Mutu Air Larva

Larva yang sudah menetas umumnya bercorak hijau serta berkumpul didasar bak penetasan.

Buat melindungi mutu air, maka hendaknya selama pemeliharaan dicoba pergantian air tiap 2 hari sekali sebanyak 50-70%.

Pergantian air ini dimaksudkan buat membuang kotoran, semacam sisa cangkang telur ataupun telur yang tidak menetas serta mati.

Kotoran-kotoran tersebut apabila tidak dibuang hendak mengendap serta membusuk di dasar perairan yang menimbulkan munculnya penyakit serta melanda larva.

Pembuangan kotoran tersebut dicoba secara hati-hati supaya larva tidak stress ataupun tidak turut terbuang bersama kotoran.


Pemberian Pakan Larva

Larva ikan lele hasil penetasan mempunyai bobot minimun 0,05 gr serta panjang badan 0,75-1 centimeter, dan belum mempunyai wujud morfologi yang definitif (semacam induknya).

Larva tersebut masih membawa cadangan pakan dalam wujud kuning telur serta butir minyak.

Cadangan makanan tersebut dimanfaatkan buat proses pertumbuhan organ badan, khususnya buat keperluan pemangsaan (feeding), semacam sirip, mulut, mata serta saluran pencernaan.

Kuning telur tersebut umumnya hendak habis dalam waktu 3 hari, sejalan dengan proses pertumbuhan organ badan larva.

Oleh sebab itu, larva ikan lele baru hendak diberi pakan sehabis usia 4 hari (dikala cadangan makanan didalam badannya habis).

Pakan yang diberikan berbentuk pakan yang mempunyai ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva supaya larva ikan lebih gampang dalam komsumsi pakan yang diberikan.

Pakan ikan pula bergerak sehingga gampang dideteksi serta dimangsa oleh larva, gampang di cerna serta memiliki nutrisi yang besar.

Salah satu contoh pakan yang diberikan pada dikala larva ikan lele tersebut berusia 4 hari merupakan emulsi kuning telur.

Pada dikala lele berusia 6 hari, maka bisa diberikan pakan berbentuk Daphnia sp (kutu air), Tubifex sp (cacing sutra) ataupun Artemia sp.

Pakan tersebut diberikan secara adlibitum dengan frekuensi 5 kali dalam satu hari serta supaya tidak mengotori air pemeliharaan, maka diusahakan tidak terdapat pakan yang tersisa.

Agenda Pemberian Pakan Larva Lele

  • Emulsi kuning telur: Hari ke 4-5
  • Artemia sp: Hari ke 6-13
  • Daphnia sp: Hari 12-17
  • Tubifex sp: Hari 17-21

Demikian penjelasan kami tentang Cara Merawat Larva Lele Di Kolam Terpal dari kebun.co.id, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.