Budidaya Ikan Koi, Pemeliharaan, Jenis, Ciri dan Analisanya

Budidaya Ikan Koi, Pemeliharaan, Jenis, Ciri dan Analisanya – Pada kesempatan ini Kebun.co.id akan membahas tentang Budidaya Ikan Koi. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan cara budidaya ikan koi, pemeliharaan, jenis, ciri dan analisanya dengan secara singkat dan jelas. Untuk lebih lengkapnya simak Artikel berikut ini.

Budidaya Ikan Koi, Pemeliharaan, Jenis, Ciri dan Analisanya

Indonesia merupakan negara dengan segala jenis ikan di perairannya. Beberapa diantaranya memiliki nilai jual yang tinggi. Salah satunya Cyprinus carpio atau yang disebut dengan ikan koi merupakan salah satu ikan hias potensial yang ditanam di Indonesia. Ikan koi memiliki ciri warna yang menarik dan banyak jenisnya.

Ikan koi secara garis besar diklasifikasikan dalam 13 kategori yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Bekko, Utsurimono, Asagi, Shusui, Tancho, Hikari, Koromo, Ogon, Kinginrin, dan Kawarimono. Ikan koi juga termasuk jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomis tinggi, baik di pasaran nasional maupun internasional.

Namun, untuk menghasilkan keuntungan yang cukup besar, dibutuhkan jenis ikan yang berkualitas. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan, keterampilan, soft skill dan pengetahuan yang tinggi tentang cara merawat dan memelihara ikan koi.

Morfologi Ikan Koi

Koi memiliki ragam corak warna yang lebih indah, dan tubuhnya berbentuk seperti torpedo, seperti halnya perangkat gerak yang berbentuk sirip. Ada juga sirip yang melengkapi bentuk Koi: sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor.

Budidaya Ikan Koi

Berikut adalah metode pembudidayaan dari ikan koi:

Pemilihan Lokasi dan Konstruksi Wadah

Ikan koi secara alami hidup di air yang deras dan membutuhkan air bersih serta kandungan oksigen yang tinggi. Cara terbaik adalah meletakkan ikan koi di kolam, agar mudah mendapatkan pakan alami dan sinar matahari untuk merangsang warna tubuh.

Meski bayi koi bukan habitat permanen, mereka bisa ditempatkan di akuarium. Ketika dibesarkan secara berkelompok, koi tidak akan beradaptasi dengan ikan pengganggu yang berukuran sama, melainkan akan memakan ikan yang lebih kecil. Ikan koi sangati suka menggali dasar kolam dan dapat menyebabkan kerusakan pada akar tanaman.

Kualitas Air

Air adalah media hidup bagi ikan sehingga dapat mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi. Kualitas air yang mendukung perkembangan koi secara optimal adalah sebagai berikut:

  • Suhu air berkisar 24 – 26 oC
  • pH 7,2 – 7,4 (agak basa)
  • Oksigen minimal 3 – 5 ppm
  • CO2 max 10 ppm
  • Nitrit max 0,2

Air yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah disaring dan diendapkan selama 24 jam. Air yang digunakan untuk bertelur dan menetas harus mengandung oksigen dan menjaga suhu tetap stabil. Untuk menjamin ketersediaan oksigen, dapat digunakan aerator. Suhu di kolam pemijahan harus diusahakan agar sama dengan suhu air kolam, dan derajat perbedaan (fluktuasi) harus kurang dari 5 oC.

Pakan

Ikan koi merupakan bottom feeder (pemakan di dasar) dan omnivora (pemakan segala). Meski demikian ikan koi biasa makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk daun, atau berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah gunanya dari sungut yang berada pada mulut ikan.

Pakan buatan untuk proses pembesaran ikan koi dapat diberikan dalam bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formula kombinasi dari bahan nabati (seperti bungkil kedelai, bungkil jagung, tepung terigu, tepung daun, dll.) Dan bahan hewani (seperti tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi, kerang, dll.) . ) Dan berbagai vitamin dan mineral (seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co, dll.) Sebagai suplemen pakan.

Kualitas pakan sangat menentukan penampilan warna ikan koi itu sendiri. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung pigmen antara lain karotin (oranye), rutin (kuning) dan astasantin (merah).

Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi untuk menyiapkan pakan sendiri. Karena pakan koi sudah banyak dijual di pasaran maka pakan koi sudah diformulasikan sesuai dengan kebutuhan nutrisinya dan zat pembentuk warna ikan koi.

Pakan Alami

Pakan alami hidup (seperti cacing, tanah, daphnia, cacing tabung tipis) cocok untuk penyediaan benih koi (berat tiap kepala tidak lebih dari 50 gram). Karena lebih mudah untuk dicerna oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat memakan phitoplankton dalam kolam.

Diketahui jumlah pakan yang sesuai dengan jumlah ikan di dalam tambak (bobot biomassa) maka kebutuhan harian berkisar 3-5%, frekuensi harian 2-3 kali, hal ini juga dapat disesuaikan dengan kondisi sebagai berikut. : ikan dan media air.

Pembenihan

Kolam pemijahan mungkin tidak terintegrasi dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu untuk masukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan dikeringkan sepenuhnya. Luas kolam pemijahan bervariasi.

Untuk kolam sempit, Anda bisa menggunakan kolam berukuran 3-6 meter persegi dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam renang dapat menerima sinar matahari yang cukup, serta menjauhkan anak-anak dan hewan peliharaan lainnya. Jika memungkinkan, kolam pembenihan dan perawatan benih juga disediakan. Bentuk tangki penetasan bisa persegi panjang atau melingkar. Jika kolam berbentuk bulat, diameternya antara 1,5 – 2 m.

Satu kolam lagi bila ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk mensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.

Bagi yang punya cukup uang, dinding kolam renang bisa dilapisi vinyl yang merupakan bahan umum untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut akan lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen dapat dihilangkan.

induk yang baik adalah induk yang memiliki corak warna cerah, simetris, berubah warna dengan bentuk manusia, seperti torpedo dengan berat minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya lebih memilih untuk membeli koi yang berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5 – 8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan menjadi induk.
Untuk induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan. Perbandingan jumlah induk untuk proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan. Biasanya sel telur yang dikeluarkan oleh ibu betina menempel pada matriks (luka), dan matriks segera dibuahi oleh sperma jantan.

Setelah telur dibuahi harus dikeluarkan dari wadah pemijahan, begitu pula sebaliknya harus dipisahkan dari induknya, selanjutnya telur tersebut harus dikeluarkan, kemudian dipindahkan ke tempat penetasan.

Pendederan

Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah kisaran 24 – 48 jam tergantung suhu air. Selama masa inkubasi, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva yang baru menetas tidak perlu diberi makan selama 3-4 hari karena masih memiliki kantong kuning telur.

Sebelum kuning telur habis, perlu diberikan pakan alami berupa nauplii atau pakan alami lain yang ukurannya sama. Kemudian secara berangsur dapat diberikan pakan buatan berupa butiran kering (pellet). Dalam waktu 5 hari sesudahnya 1 juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau berkisar 0,5 – 2 kg per hari. Pada tahap ini larva ditebar dengan kepadatan 20-40 ekor / liter. Untuk menghasilkan satu juta bibit, dibutuhkan kurang lebih 25 kilogram telur air asin. Tingkat kelangsungan hidup 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg sudah dapat dijual belikan denga harga US$ 0,25 atau sekitar Rp. 2.500.

Larva yang sudah berbobot 0,25 g perlu diberikan pakan buatan (butiran) kering dan dapat didederkan ke kolam hingga ukuran fingerling (2 gram). Pendederan terbagi atas 2 tahap yaitu pendederan tahap 1 selama 2 bulan pemeliharaan hingga larva mencapai ukuran fingerling (2-3 cm).

Pendederan tahap 2 dilakukan dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan dilakukan seleksi dan penjarangan (mengurangi kepadatan). Penjarangan bertujuan untuk memberikan ruang gerak yang cukup untuk ikan koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas baik.

Waktu yang dibutuhkan telur untuk mencapai ukuran anakan (2 gram) adalah 6-8 minggu, dan nilai kelangsungan hidup (SR) 55%. Padahal, butuh waktu 4 bulan untuk mencapai ukuran 5-8 cm. Kualitas (corak dan warna) ikan koi tergantung pada induknya. Dari hasil pemilihan ukuran fingerling, tingkat penolakan mencapai 25% hingga 50%. Dari 1 juta telur yang dapat dihasilkan berkisar 225.000 – 338.000 ekor fingerling berkualitas baik (22 – 33 %).

Pewarnaan

Untuk kualitas koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batas jelas di antar warna menunjukkan kualitas yang baik. Genotipe menentukan jumlah dan jenis sel pigmen dan kromosom. Kromatofora menghasilkan warna juga dipengaruhi otak ikan. Ikan pada wadah gelap cenderung akan berwarna gelap juga, begitu pula sebaliknya.

Warna dapat berubah bila ikan mengalami tekanan (stres). Umumnya ikan yang tumbuh lambat memiliki warna yang lebih baik daripada ikan yang tumbuh cepat karena pigmennya dapat diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Ikan koi dapat menyimpan dan menggunakan pigmen di sepanjang hidpunya.

Koi muda yang berwarna pucat apabila diberikan pakan berpigmen selama 6 minggu sebelum dipasarkan akan berubah menjadi warna yang lebih menarik. Intensitas warna tergantung dari jumlah pigmen dalam kromatofora. Pigmen dapat muncul dengan adanya karotenoid dalam pakan.

Pra Panen

Koi dapat tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 m. Saat ikan koi mencapai ukuran pasar 20 cm, sudah bisa dipanen dan difinalisasi. Dengan mengklasifikasikan tipe tubuh, ukuran dan corak warna. Berdasarkan hasil seleksi, sembari menunggu harga pasaran yang bagus, koi terpilih akan dibesarkan di semen.

Dalam penampungan akhir, ikan bisa diperbaiki bentuknya, jika terlalu gemuk dibuat langsing atau yang terlalu kurus dibuat lebih gemuk. Jika perawatan selanjutnya tidak terlalu intensif, sebaiknya pasanglah aerator di bak mandi untuk memastikan kesegaran air dan meningkatkan kualitas warna ikan koi melalui pemberian pakan yang baik.

Budidaya Ikan Koi, Pemeliharaan, Jenis, Ciri dan Analisanya

Persyaratan Eksport

Sebagai persyaratan eksport, eksportir harus memiliki syarat izin dari Dinas Perdagangan yang dibuktikan dengan dokumen IKIS ( Izin Instalasi Karantina Ikan Sementara ). Hasil uji PCR (polymerase chain reaction) digunakan untuk mendeteksi penyakit ikan di bandara dan dokumen bea cukai.

Standar ekspor ikan adalah kesehatan, dan ciri-cirinya meliputi bentuk badan ideal dan bentuk badan proporsional. Sirip yang sempurna, seperti tidak bengkok, berubah bentuk, pecah, robek atau rusak. Kondisi timbangan masih utuh, tidak kendor bila terkena cahaya, mengkilat dan bersinar.

Biro Karantina memeriksa ikan koi di laboratorium untuk memeriksa apakah ikan koi benar-benar sehat dan bebas dari penyakit. Setelah ikan dinyatakan sehat, Biro Karantina akan mengeluarkan sertifikat ekspor. Kemudian, Biro Karantina mengemas ikan hias tersebut ke dalam kotak plastik, styrofoam, dan kardus.

Dalam satu kantong plastik dengan ukuran 20 liter diisi air dan oksgen dengan perbandingan 2:3 untuk 20 ekor ikan Koi yang berukuran 8 cm. Pengiriman ikan koi ini dilakukan dengan angkutan udara. Kapasitas ekspor PT. Saat ini, ada lebih dari 300 ekor dalam satu batch Vivaria Indonesia. Ongkos angkut satu kali pengiriman tergantung negara tujuan, misalnya ongkos angkut ke China 3 juta rupiah. Biaya tersebut ditanggung eksportir.

Sistem pembayaran pembeli menggunakan letter of credit (letter of credit adalah metode pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita asing setelah barang dikirim ke pembeli), dan penjual (produsen) bertanggung jawab) hanya dapat tiba di taman Kapal di pelabuhan domestik atau free on board (FOB).

Demikian penjelasan tentang Budidaya Ikan Koi, Pemeliharaan, Jenis, Ciri dan Analisanya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Selamat mencoba.