Budidaya Belut Panduan Mudah Untuk Pemula

Budidaya Belut Panduan Mudah Untuk Pemula – Pada kesempatan ini Kebun.co.id akan membahas Belut. Yang mana dalam pembahasan kali ini menjelaskan cara budidaya belut sampai panen dengan secara singkat dan jelas. Untuk lebih jelasnya silahkan simak ulasan berikut ini.

Budidaya Belut Panduan Mudah Untuk Pemula

Ada dua segmen dalam usaha budidaya belut yakni pembibitan serta pembesaran. Pembibitan tujuannya agar menghasilkan anakan. Sedangkan pembesaran sendiri tujuannya agar dpat menghasilkan belut hingga ukuran siap konsumsi. Membudidayakan belut sendiri merupakan salah saru peluang bisnis yang besar.

Budidaya Belut

Ada jenis belut yang paling banyak sering di temukan di Indonesia yaitu belut sawah dalam bahasa ilmiahnya disebut juga dengan Monopterus albus. Di beberapa tempat juag disebut dengan belut rawa atau Synbranchus bengalensis. Perbedaan antara belut sawah dan belut rawa yaitu pada postur tubuhnya.

Belut sawah memiliki tubuh yang pendek dan gemuk, sedangkan pada belut rawa memiliki tubuh yang lebih panjang dan ramping. Belut merupapkan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai ciri khas tubuh yang memanjang dan hanya mempunyai sirip punggung, taj hanya itu belut juga mengandung lendir pada badannya dan sangat licin pada saat dipegang. Panjang dari belut sendiri berkisar antara 5 cm hingga 2 meter, tergantung dengan spesiesnya.

Jika Anda yang ingin membudidayakan belut, mungkin metode budidaya memakai terpal merupakan solusi yang tepat untyuk anda yang  belum mampunyai tempat. Berikut ini merupakan beberapa langkah dalam membudidayakan belut dengan menggunakan kolam buatan, yaitu:

Membuat kolam buatan

Membuat kolam buatan

Kolam terpal termasuk dalam salah satu media kolam yang sangat banyak diminati oleh para petani ikan. Selain dalam harga lebih efisien, kolam terpal juga sangat praktis untuk dipaki sebab bisa dipindah-pindah dan ramah dengan lingkungan. Terdapat beberapa hal yang perlu disiapkan diantaranya yaitu 5 kolam terpal dengan ukuran yang sedang yaitu 3 meter x 2 meter.

Kolam pertama bisa anda pakai sebagai pembuahan benih belut yang akan dibudidayakan. Kolam kedua bisa anda pakai untuk pembesaran benih belut yang berukuran 1-2 cm. Berdasarkan sortir yang menggunakan alat sortir, dengan kapasitas berkisar antara 500 ekor/m2.

Kolam ketiga dipaki untuk ukuran belut remaja yang ukurannya berkisar antara 3-5 cm dengan kapasitas kisaran 250 ekor/m2. Kolam keempat dipakai pada belut yang memiliki ukuran 5-8 cm hingga mencapai antara 15-20 cm dengan kapasitas berkisar antara 50 ekor/m2.

Kolam kelima dipakau pada belut yang sudah berukuran dewasa yakni berkisar antara 15-20 cm hingga 30-40 cm dengan berkapasitas 25 ekor/m2.

Cara membuat yang sudah dijelaskan tersebut merupakan cara agar terhidar dari sifat kanibalisme ikan ketika sedang lapar. Apabila belut ini dicampur semua ukuran pada media tanpa lumpur, yang mana sidah bisa dipastikan belut yang ukurannya kecil akan dimangsa oleh belut yang ukurannya lebih besar.

Mempersiapkan air

Air yang bersih dan jernih juga termasuk faktor utama dalam sistem ini. Suhu harus berada Sekiat antara 25-28 derajat celcius dengan pH keasaman air 5-7. Air tidak mengandung zat-zat yang kimia yang berbahaya. Apabila memaki air PDAM, alangkah baiknya sebelum bibit dimasukan ke dalam kolam, air terlebih dahulu didiamkan selama 2 sampai 3 hari guna menetralkan kandungan berbahaya dan kaporit yang ada dalam air.

Tak hanya itu sirkulasi air juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dari itu belut sendiri. Disini anda perlu memberikan sirkulasi air yang baik pada kolam yang mana bisa berupa pompa air, inkubator, dan lain sebaginya. Apabia tidak memakai alat bantu sirkulasi, maka air harus diganti secara rutin setiap 2 atau 3 hari.

Memilih bibit belut

Memilih bibit belut

Bibit yang digunakan dalam budidaya belut bisa kita dapatkan dari hasil tangkapan maupun dari hasil budidaya. Keduanya mempunyai kekurangan serta keunggulan masing-masing.

Bibit hasil tangkapan sendiri mempunyai beberapa kekurangan, seperti memiliki ukuran yang tidak seragam serta kemungkinan trauma yang disebabkan karena metode penangkapan. Kelebihan bibit hasil tangkapan yaitu rasanya lebih gurih sehingga belut yang berasal dari tangkapan harga jualnya lebih baik.

Kekurangan dari bibit hasil budidaya yaitu harga jualnya biasanya lebih rendah dibandingkan dengan belut tangkapan. Sedangkan kelebihannya dari belut hasil dari budidaya yaitu memiliki ukuran bibit lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah banyak, serta kontinuitasnya terjamin. Tak hanya itu saja, bibit hasil budidaya mempunyai daya tumbuh yang relatif sama sebab pada umumnya berasal dari induk yang seragam.

Bibit belut hasil budidaya sendiri didapatkan dengan cara memijahkan antara belut jantan dengan betina secara alami. Sejauh ini di Indonesia sendiri belum ada teknik pemijahan buatan (seperti suntik hormon) untuk belut. Untuk lebih lanjutnya tentang pembibitan, silahkan baca kiat sukses pembibitan belut.

Bibit yang baik untuk budidaya belut hendaknya mempunyai kriteria berikut:

  • Ukurannya seragam.
  • Ukuran bibit yang seragam yang mana disisni dimaksudkan guna memudahkan pemeliharaan serta menekan risiko kanibalisme atau saling memangsa.
  • Gerakannya aktif dan lincah, tidak loyo.
  • Tidak cacat atau luka secara fisik.
  • Bebas dari penyakit.

Budidaya belut dalam segmen pembesaran umumnya memakai bibit belut yang memiliki panjang 10-12 cm. Bibit sebesar ini membutuhkan waktu pemeliharaan berkisar antara 3-4 bulan, hingga siap untuk dikonsumsi. Untuk pasar ekspor yang menginginkan ukuran belut lebih besar, waktu pemeliharaannya sendiri dapat mencapai 6 bulan.

Memberi Pakan

Belut merupakan hewan yang rakus. Keterlambatan saat memberikan pakan saja dapat berakibat fatal. Terlebih lagi pada belut yang baru ditebar.

Takaran pakannya juga harus disesuaikan dengan berat dari populasi belut tersebut. Biasanya belut memerlukan jumlah pakan sebanyak 5-20 % dari bobot tubuhnya setiap hari.

Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg:

  • Belut umur 0-1 bulan: 0,5 kg
  • Belut umur 1-2 bulan: 1 kg
  • Belut umur 2-3 bulan: 1,5 kg
  • Belut umur 3-4 bulan: 2 kg

Pakan budidaya belut sendiri dapat berupa pakan hidup maupun pakan mati. Pakan hidup pada belut yang masih kecil (larva) diantaranya yaitu seperti zooplankton, cacing, larva ikan,kecebong, cacing, kutu air (daphnia/moina), serta larva serangga. Sedangkan pada belut yang sudah dewasa disini anda bisa memberinya makanan berupa ikan, kepiting yuyu, katak, bekicot, serangga,  belatung dan keong. Terdapat pula frekuensi dalam pemberian pakan hidup yang mana bisa dilakukan 3 hari sekali.

Untuk pakan mati sndiri anda bisa memberinya makan bangkai ayam, ikan rucah, cincangan bekicot, kepiting yuyu, cincangan  atau pelet. Pakan mati dalam budidaya belut alangkah diberikan sebelumnya sudah direbus terlebih dahulu. Frekuensi dalam pemberian pakan mati bisa anda lakukan 1-2 kali setiap hari.

Karena belut termasuk dalam hewan nokturnal, pemberian pakan akan lebih efektif jika dilakikan pada sore maupun malam hari. Kecuali pada tempat budidaya yang ternaungi, pemberian pakan dapat anda lakukan sepanjang hari.

Panduan Cara Mudah Budidaya Belut Mudah dan Praktis

Panen Belut

Tidak ada patokan untuk seberapa besar ukuran belut bisa dibilang siap untuk dikonsumsi. Namun biasanya pasar domestik umumnya menghendaki untuk belut yang memiliki ukuran lebih kecil, sedangkan untuk pada pasar ekspor menghendaki dengan ukuran belut yang lebih besar. Pada pasar domestik sendiri untuk  lama pemeliharaan pembesaran bisa mencapai 3-4 bulan sedangkan dalam pasar ekspor bisa mencapai 3-6 bulan. Bahkan bisa saja lebih, yang mana bisa dikirakan terhitung sejak bibit tersebut ditebar.

Untuk cara pemanenan belut sendiri bisa dibilang sangatl mudah, disini Anda hanya perlu mengurangi debit air yang terdapat dalam kolam selanjutnya setelah tersebut air surut, belutnya sudah dapat diambil dengan menggunakan serok maupun alat lalin.

Ada dua cara dalam memanen budidaya belut, panen sebagian dan juga panen total. Panen sebagian ini sendiri dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut yang ada kolam tersebut, selanjutnya belut yang masih kecil dipisahkan yang mana akan digunakan untuk dipelihara kembali.

Sedangkan pemanenan total umumnya dilakukan pada budidaya belut intensif, yang mana pemberian pakan serta metode budidayanya ini dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang dihasilkan mempunyai ukuran yang sama.

Demikian uraian tentang Budidaya Belut Panduan Mudah Untuk Pemula. Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua.